MTs Al-Fadliliyah Ciamis
PROFIL MTs Al-Fadliliyah Ciamis
Sejarah MTs
Al-Fadliliyah
Satu hal yang acap dikenang oleh alumni Pesantren Darussalam
adalah kebersahajaan pesantren ini dalam keseharian santrinya. Malah, seperti
yang kerap terucap dari K.H. Irfan Hlielmy (Ayahanda K.H. Dr. Fadlil Munawwar
Manshur, MS.) (Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam) setiap menerima kunjungan
tamu, selalu disambut dengan kalimat yang sama, seolah menegaskan bagaimana
seharusnya santri Darussalam mengambil posisi dengan kerendah-hatian, “Selamat
datang di tempat kami , Pesantren yang sangat sederhana ini”.
Ihkwal kesejahteraan dan kesederhanaan Darussalam ternyata sama
tuanya dengan sejarah pesantren ini. Nun di paruh 1929, Kiai Ahmad Fadlil
(meninggal tahun 1950) ayahanda K.H. lrfan Hielmy, memulai kisah dengan sebuah
mesjid dan sebuah bilik sebagai asrama. Santri yang pertama mondok adalah
pemuda-pemuda setempat yang tidak saja diajari ilmu-ilmu agama tetapi diajak
mengolah sawah, bercocok tanam, dan diberi contoh bagaimana memelihara dan
memakmurkan mesjid. Pesantren Cidewa, sebutan untuk komunitas baru itu, dengan
cepat mendapat simpati serta dukungan dari masyarakat sekitar bahkan di
tahun-tahun pertama mulai dikenal luas dan Iebih banyak lagi santri yang
mondok.
Tanah Pondok Pesantren Darussalam Ciamis ini adalah hasil wakaf
dari suami-istri Mas Astapraja dan Siti Hasanah di kampung Kandanggajah, Desa
Dewasari, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Dibantu oleh masyarakat
dan santri.
Keputusan Kyai Ahmad Fadlil dengan hanya menerima santri putra
saja, karena tidak bisa keluar dari kontelasi keamanan sekitar penjajahan
Belanda. Karena didorong oleh keinginan untuk melepaskan diri dari cengkraman
penjajah. Lebih dari itu, penguasaan Bahasa Arab telah tampak dari sejak Ahmad
Fadlil muda menghafal kitab-kitab Jauhar Maknun, Uqudul Juman, Takhisul Miftah dan
syair-syairnya. Bahkan, pada usia 31 tahun beliau telah berhasil menerjemahkan
Qosidah AI-Burdah karya Muhammad Said al-Busyiri ke dalam bahasa Sunda
diantara visi misi Pondok Pesantren Darussalam Ciamis yang terpenting adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa/umat. Melalui sejarah yang panjang berdirinya
tahwi.
Pada tahun 1967 mulai dirintis penyelenggaraan sistem pendidikan
Modern dengan mengadaptasi model klasikal, dan sampai saat ini semua jenjang
pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak (TK) di Darussalam disebut Raudlatul
Athfal (RA) sehinga Perguruan tinggi Program Strata 1 dan 2 telah ada di
Pesantren ini.
Lembaga pendidikan formal pertama yang didirikan adalah Raudhlatul
Athfal (RA) pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1968 berdiri Madrasah
Ibtidaiyah (MI) setingkat SD, dan Madrasah Tsanawiyah berdiri pada tahun 1969,
dan selanjutnya berdiri Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atas permintaan
Kementerian Agama belum menyediakan dana untuk keperluan itu, maka
penyelenggaraan diserahkan kepada Pondok Pesantren Darussalam Ciamis.
Visi :
Memiliki Keunggulan Keperibadian dan Jiwa Kepemimpinan secara Kaaffah
Misi :
·
Membangun keterampilan berbahasa asing.
·
Membangun motivasi dan bakat individual.
·
Meningkatkan keterampilan memimpin.
·
Menanamkan nilai spiritualitas dalam sistem pembelajaran.
·
Membentuk pribadi-pribadi unggulan melalui keimanan, ilmu, dan
amal shaleh.
·
Memiliki Madrasah Unggulan.
Tujuan :
· Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi dalam memiliki
keunggulan kepribadian yang didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT.
· Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi dan memiliki
kemandirian dalam bersikap, bertindak dan berfikir berbasis akhlakul karimah.
· Menciptakan pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan.
· Menciptakan suasana kondusif dalam proses pembelajaran.
· Menyediakan sarana dan media pembelajaran yang efektif dan
inovatif.
Strategi :
· Mengupayakan terwujudnya sistem penjaminan mutu madrasah dengan
memiliki keunggulan yang ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
· Mendidik dan membina siswa dalam proses pendidikan integral
sebagai bagian dari pendidikan kepemimpinan yang kuat dan berkarakter.
· Memadukan sistem pembelajaran madrasah dan sistem pendidikan
pesantren yang bertumpu pada sikap akhlak mulia dan budaya menuntut ilmu yang
terus menerus.
· Mendorong dan membimbig siswa dalam menciptakan budaya prestasi,
baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sosial.
· Membuat rombongan belajar atau kelas berdasarkan minat dan bakat
dalam belajar peserta didik.
· Menyelenggarakan kelas unggulan
Memiliki Keunggulan Keperibadian dan Jiwa Kepemimpinan secara Kaaffah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar